BUA0GUMiGfG7TfY6TSY7Tpr7GA==

Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna

Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna

MATERI PERTEMUAN 7 KELAS X

Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna

A. Mengenal Allah Melalui Al-Asmaul Husna

Salah satu cara pengenalan manusia terhadap Allah ialah dengan penghayatan makna dan pengetahuan peran al-Asma al-Husna. Pada umumnya masyarakat muslim lebih banyak mengenal Allah melalui sifat-sifat-Nya yang wajib, mustahil dan Jaiz, sedangkan pengenalan Allah melalui al-Asma al-Husna jarang ditemukan. 

Maka menjadi sangat penting mengenal Allah dengan memahami makna Nama dan Sifat-Nya yang termaktub dalam  al-Asma al-Husna. Dalam  pembahasan pada bab ini hanya beberapa bagian dari al-Asma al-Husna yang dikupas yaitu sebagaimana berikut :  

1.  Makna Al- Karim

Al-Karim berasal dari kata karama yang berarti mulia. Asma Allah Al-Karim meruapakan kata sifat yang mengandung makna  Yang Maha Mulia. Kemuliaan Allah meliputi kemurahan sifat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Sifat Al-Karim ini antara lain terdapat dalam Al-Qur’an Surah An-Naml 27: 40.

2. Makna  Al-Mukmin 

Al-Mu’min diambil dari akat kata amana-yu’minu. Semua kata yang terdiri dari huruf-huruf alif, mim dan nun, mengandung arti “pembenaran” dan “ketenangan hati”. Quraish Shihab memahami kata mu’min dalam arti pemberi rasa aman seperti disebuntukan dalam Al-Qur’an surat al-Quraish [106]: 4.

3. Makna  Al-Jami’  

Al-Jami’ secara bahasa artinya Yang Maha Mengumpulkan/Menghimpun, yaitu bahwa Allah Swt. Maha Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang 

tersebar atau terserak. Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan di mana pun Allah Swt. berkehendak. Salah satu dalilnya terdapat dalam QS. Ali Imran [3]:9.

4. Makna  Al-Matin 

Al-Matin artinya Maha kukuh. Allah Swt. adalah Maha sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya. Allah Swt. juga Maha kukuh dalam kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifat Al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Salah satu dalilnya terdapat dalam QS. az-Zaariyat [51]:58.

5. Makna  Al-Rafi’ 

Al-Rafi’ berarti Yang Meninggikan. Siapa saja berhak Dia tinggikan jika menurut pengetahuan-Nya memang pantas ditinggikan. Dalam meninggikan derajat seseorang Dia tidak pandang bulu. Dia punya standar penilaian tersendiri yang tidak terjangkau oleh pengetahuan manusia. Allah berfirman dalam surat al-Insyirah: 4.

6. Makna  Al-Hafiz{  

Kata Al-Hafiz{ terambil dari akar kata hafazha yang terdiri dari tiga huruf yang mengandung makna “memelihara”, “melestarikan” serta “mengawasi”. Dari makna ini kemudian lahir makna “menghafal” karena yang menghafal memelihara dengan baik ingatannya. Al-Hafiz{ sebagai nama Allah, dalam Al-Quran terulang sebanyak 3 kali, yaitu dalam surat Hud: 11, Saba: 21, dan asy-Syura: 6.

7. Makna  Al-Wahhab 

Al-Wahhab, berasal dari akar kata “wahaba” yang berarti “memberï” dan “memberikan sesuatu tanpa imbalan”. Dalam Al-Quran kata Al-Wahhab ditemukan dalam tiga ayat, kesemuanya merupakan sifat Allah dan satu yang dirangkaikan dengan sifat-Nya yang lain yakni Al-Aziz yaitu dalam QS. Shad 38:9.

8. Makna  Al-Raqib 

Kata Al-Raqib berasal dari akar kata “raqaba” , yang mempunyai akar kata yang terdiri dari tiga huruf ra’, qaf, dan ba’, makna dasarnya adalah ‘tampil tegak lurus untuk memelihara sesuatu’. Pengawas adalah Raqib, karena dia tampil memperhatikan dan mengawasi untuk memelihara yang diawasi. Kata Al-Raqib sebagai nama Allah, dalam Al-Quran diulang sebanyak 3 kali, yaitu dalam surat an-Nisa: 1, al-Ma`idah: 118, dan al-Ahzab: 52. 

9. Makna  al-Wakil 

Kata Al-Wakil mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil (Yang Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai. Firman-Nya dalam QS. az-Zumar [39]:62.

10. Makna  Al-Hayy 

Kata Al-Hayy berasal dari kata hayiya-yahya-Hayaun-Hayyun, yang berarti hidup. Al-Hayy galibnya diterjemahkan dengan “Maha Hidup” dan “Maha Abadi”. Seperti Al-Muhyi, akar kata Al-Hayy berasal dari nama-nama kuno Tuhan yang dipakai oleh banyak orang samawi, yang berpusat pada bunyi nafas huruf  H. Dalam bahasa Ibrani, salah satu nama Tuhan adalah Yhwh, Sang Kehidupan.

Abadi yang sudah, sedang dan akan terus hidup. Al-Qur’an sering menyebut Al-Hayy yang diikuti Al-Qayyum, Kata Al-Hayy sebagai nama Allah dalam Al-Qur`an disebuntukan sebanyak 5 kali, yaitu di surat al-Baqarah: 255, Ali Imran: 2, al-Furqan: 58, Thaha: 111, dan Ghafir: 65. 

11. Makna  Al-Qayyum 

Asy-Syekh al-Harras menjelaskan bahwa di antara al-Asma’ul Husna itu adalah Al-Qayyum, itu adalah bentuk mubalaghah dari kata Qa’im (bentuk kata yang memberi arti yang lebih dalam sifat tersebut). Al-Qayyum memiliki dua makna: 

Pertama, Dia yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan seluruh makhluk, sehingga tidak butuh sesuatu pun, baik dalam hal adanya maupun dalam hal eksistensinya. 

Kedua, Dialah yang selalu mengatur makhluk-Nya. Seluruh yang ada di alam ini membutuhkan-Nya, dengan rasa butuh yang dzati (terkait langsung dengan dzat makhluk tersebut), tidak mungkin tidak, walau sesaat saja.  

12. Makna  Al-Mubdi’u  

Menurut Al-Qusyairi, Allah Swt. Al-Mubdi’u, berarti Dialah yang: (1) Menciptakan makhluk dari tiada menjadi ada tanpa contoh sebelumnya: (2) 

Mengembalikan mereka dengan kebangkitan (nusyur). Menghidupkan kembali makhluk-makhluk-Nya yang telah mati pada Hari Kiamat nanti. Sesuai firmanNya dalam QS. Ar Ruum : 11.

13. Makna  Al-Muhyi  

Kata Al-Muhyi berasal dari kata hayya yang berarti hidup. Dengan memperkenalkan Dirinya sebagai Al-Muhyi, Allah ingin menegaskan bahwa Dia berkuasa penuh untuk menghidupkan segala sesuatu, sebagaimana firman-nya dala QS. Ar-Rum :50.

14. Makna  Al-Awwal  

Kata Al-Awwal memiliki kata dasar awwala yang berarti pemula dan pertama. Kata ini terdapat dalam Al-Qur`an, sebagaimana Allah sebuntukan dalam surat al-Hadîd: 3.

15. Makna  Al-Akhir  

Al-Akhir artinya Yang Maha akhir yang tidak ada sesuatu pun setelah Allah Swt. Dia Maha kekal tatkala semua makhluk hancur, Maha kekal dengan kekekalanNya. Adapun kekekalan makhluk-Nya karena dikehendaki kekal oleh Allah, seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada di dalamnya. Surga adalah makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya. Nama ini disebuntukan di dalam firman-Nya:QS. al-Hadid [57]:3. 

Komentar0

Type above and press Enter to search.